Titip Salam

Bapak sembilan bersaudara. Sampai tahun 2014, dari kesemuanya, hanya 2 saudara yang tersisa. Anak perempuan dan laki-laki paling kecil. Bapak dan kakaknya, atau tante saya. 

Dari kecil, kami sekeluarga sangat akrab dengan tante. Karena Bapak sering kerja di luar kota, abang saya sempat tinggal untuk beberapa waktu di rumah tante. Saya pun suka menginap di sana. Soalnya, di sana ada cucunya si tante, yang kebetulan seusia dan satu sekolah dengan saya. Tiap pagi kami ke sekolah naik becak, kadang naik angkot. Tak hanya keluarga saya, rumah tante sudah jadi rumah juga untuk sepupu-sepupu lainnya. Banyak makanan enak, tak banyak aturan. :).

Seperti Bapak, tante sangat jago masak. Atau kebalikannya ya? Bapak seperti tante, jago masak, ya hampir seluruh keluarga Bapak jago masak. Tiap Imlek tiba, tante selalu masak. Andalannya, babi kecap. Andalan kedua, dodol durian, dodol labu, dodol pepaya. Berbagai olahan babi khas keluarga Hakka jadi menu jagoan tante. Setiap abang pulang kampung, tante pasti masakin aneka makanan favorit. Oh, ya! Udang bumbu cabe dan kunyit, juga andalannya!

Satu lagi. Tante jago jahit. Di rumahnya, 3 mesin jahit masih aktif digunakan. Selain menjahit untuk anak cucunya, tetangga sekitar juga suka menitipkan baju, celana, atau kain untuk dijahit menjadi selimut.

Seminggu sekali, Bapak berkunjung ke rumah tante. Paling sering, sekitar jam 9 atau 10 pagi. Sebelum tiba, Bapak pasti minta mampir ke warung / supermarket. Kadang beli buah, biskuit, atau kue-kuean pasar. Bukan buat tante. Tapi untuk cucu-cucunya tante yang tinggal juga di rumahnya.

Teh panas manis akan segera dihidangkan tante setibanya kami di rumah. Kadang ditemani kerupuk, atau dodol yang baru selesai dibuat. Usai teh tiba, obrolan bergulir antar keduanya. Topik awal biasanya dimulai dengan kabar kerabat jauh yang lain: si ini sakit, si itu kawin, si ono pulang, si itu judi, dan macem-macem. Kalau sudah ngobrol, dua-duanya suka lupa waktu. Sesekali, tetangga mengintrupsi karena ingin mengambil jahitan. Kadang, cucu tante yang menangis sesugukan abis berantem dengan abangnya. Biasa, Bapak akan pamit pulang sekitar jam 11 atau 12 siang. Bergegas pulang, untuk tidur siang.


Hari ini, jam 8 pagi tadi, Tante menyusul Bapak. Tante menyudahi kediaman yang disisakan stroke yang membuatnya tak lagi bisa memasak atau menjahit. Serangan yang membuat tante yang sangat kuat ini, tak lagi bisa apa-apa selain berbaring dengan badan semakin mengecil, selama 1 tahun terakhir.

“Dari 9 sodara, tinggal kita berdua, Kak. Harus selalu jaga kesehatan,” pesan Bapak hampir di tiap kunjugannya ke rumah tante, dengan mata setengah berkaca tapi pura-pura tersenyum.

Hari ini, Bapak pasti menyambut Tante dengan suka cita. Kembali, mereka bisa memulai ritual minum teh, makan kerupuk, sambil berbincang tentang saudara, anak, dan cucu mereka.

Salam untuk Bapak, Tante. Selamat berkumpul kembali. :)

9 thoughts on “Titip Salam

  1. Kak. turut berduka cita 😭
    entah kenapa rasanya gemetar baca blog ini. mungkin karena sama-sama baru berduka, hari ini 😢

    Like

Leave a reply to Ditaa Cancel reply