Cerita Mama

(Tulisan ini tercipta, saat mama mencoba menggali kisah
dari kehidupan cinta anak perempuannya)

Tadi sore mama bercerita,
Mengalunkan kisahnya semasa remaja,
Bagaimana kehidupannya di sekolah,
Tidak lupa juga kisah cintanya.

Ternyata mama banyak ditaksir pria,
Mulai dari guru sekolah,
Teman abangnya juga sampai tergila-gila, bahkan rela mengorbankan nyawanya.
Saat cinta ditolak mentah-mentah,
“Tolak saja kalau kamu tidak suka”, nasehat dari nenek tercinta.

Mama juga bercerita tentang perjumpaan dengan papa,
Papa dikenalkan oleh paman ketiga,
Katanya, papa pria yang sopan dan ramah.
Nenek, kakek, dan segenap keluarga satu suara,
Mereka pun menikah.

Kehidupan pertama tidak terlalu bahagia,
Bahkan cenderung penuh duka.
Papa pergi mencari uang hingga ke luar kota,
Meninggalkan mama di rumah,
Ekonomi susah, namun mama tak kenal lelah.

Mama rajin membantu nenek menjahit pakaian tetangga,
Uang sedikit pun tak apa,
Asalkan bisa nambah-nambah.

Tak lama sesudahnya,
Rumah dilahap si jago merah,
Mama pindah kembali ke rumah orangtuanya.
Penghasilan papa masih belum bertambah,
“Papa terlalu baik, jadi mudah ditipu”, cerita mama.

Kelahiran kakak pertama,
Membawa berkah, sekaligus kesusahan berikutnya.
Kebutuhan hidup bertambah,
Sementara penghasilan masih sedikit jumlahnya.

Saat harus mengambil laporan sekolah,
Bayaran uang sekolah kakak belum terlaksana,
Akhirnya kakak berlinang air mata, sebab tidak bisa melihat rapornya.
Beruntung ada saudara baik mama,
Ia meminjamkan dana, sang kakak pun gembira.

Berikutnya,
Lahir tiga abangku yang berikutnya,
Untuk menutupi kebutuhan rumah, yang tidak tercukupi oleh penghasilan papa,
Mereka mulai bekerja.

Konon ceritanya,
Gaji pertama abang pertamaku,
Dibelikan kalung emas hadiah untuk mama.
Kata mama, ‘mereka tau, mama sayang mereka’.

Pada kesempatan sebelumnya,
Mama pernah bercerita,
Abangku juga yang membelikan susu untuk adik perempuan tercintanya,
yaitu SAYA.
Tiap bulan menerima gajinya,
Pasti dibelikan susu kaleng besar untuk persediaan di rumah.

Selang waktu berirama,
Mama dikenalkan dengan agama,
Kesungguhannya berdoa,
Sungguh membawa hasil nyata.
Papa perlahan berubah,
Kakak mendapat pekerjaan yang membuat penghasilannya bertambah,
Kehidupan kelam mama,
Perlahan terganti dengan lembaran yang lebih cerah.

Kerap kali aku kesal dengan mama,
Mama suka maksa,
Mama kurang pintar berencana,
Mama senang berceramah.
Tapi pikiranku agaknya berubah.

Usia mama sekarang enam puluh tiga,
Pastinya bukan usia muda,
Dengan segala kekesalan terhadapnya,
Mama masih yang paling berharga,
Mama rajin meneleponku saat di Surabaya,
Apalagi di Jakarta,
Terkadang untuk bercerita,
Sesekali berkeluh kesah,
Atau mengingatkanku untuk berdoa.

Sekarang mama sudah tertidur pulas di sebelah,
Aku kan mendoakan mama supaya mimpi indah,
Karena apa yang kurasa derita,
Masih tidak ada bandingannya.

Pesan mama :
Jangan cinta buta,
Jangan dibohongi pria,
Jangan membohongi pria,
Kalau sudah waktunya, pasti jodoh akan ada di depan mata.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss…!

Posted via email from vinnydubidu’s posterous

8 thoughts on “Cerita Mama

  1. @rica :kapan punya pacar? Kapan dong rica? Itu namanya misteri alam. Hanya Yang Diatas yang tahu jawabannya. Bahahaha.

    @nina : iya nin. Orang dangdut harus baca tulisan dangdut. Kaya’ respon lo yg super dangdut itu. Hahahaha. Ma kasih loh udah berkunjung. :)

    Like

  2. vin…g jg terharu ne..trnyata u pandai merangkai kata2..ga kusangka…hu8…btw g doain u akan dapetin yg terbaik dlm hidup u..semua akan indah pada waktunya…tetep smile y vin…hehe

    Like

  3. @rica : itu niena thong. sahabat karib ratu menyanyi kita rica. punya pacar kalau udah bisa sayang orang? hmmm perlu direnungkan. seberapa sayang. terlalu banyak sayang yang tidak terbalaskan. hahahaha

    @ emii : wahh kenapa emi nongol juga? hahaha. ma kasih ya kawan lama. senang loh berjumpa denganmu.:)

    Like

Leave a comment